Hai, namaku Ninda. Aku seorang ibu rumah tangga dan sudah dikaruniai seorang anak gadis sejak 4 tahun lalu. Sejak sekolah aku ini seorang kutu buku,jadi tak heran jika kacamata ini selalu menjadisahabat terbaikku. Buku yang kubaca sebenarnya juga karya-karya fiksi,novel, dan genre yang paling aku suka adalah cerita-cerita yang berunsur misteri dan horror. Di medsos pun aku aktif di grup-grup berbau horror.Hingga suatu hari......Aku baru selesai membaca sebuah novel terjemahan, dan beranjak mengobrak-abrik isi kulkas karna hari itu matahari nampaknya lupa minum paracetamol:v . Iseng-isengkubuka smartphone ku dan mulai membuka akun mukabuku-ku. Seolah bacaan tadi masih kurang,aku membuka salah satu grup bertema horror yang aku ikuti. Tapi yang kubaca hanyalah cerita ibu-ibu tentang pengalamannya melihat hantu. Aku jenuh membacanya.Terus saja akuscroll down smartphone-ku, berharap menemukan sesuatu yang menarik. Hingga aku menemukan sebuah postingan dariseorang cowok di grup tadi. Aku membaca ceritanya seakan-akan aku masuk dalam cerita tersebut, hingga aku taksadar kalau aku sedang berkeringat bukan karna panasnya hari itu, tetapi ini keringat dingin.“ya ampun, aku kok sampai merinding begini membacanya ya?” begitu batinku, karna seingatku aku tak pernah begini membaca cerita horror. Lalu aku pun tertarik membaca komentar-komentar di postingan tersebut. Aku tersenyum tertahan membaca komentar-komentar tersebut,karena kebanyakan komentarnya berasal dari ibu-ibu yang cerita pengalaman nya tersebut. “mas beneran ngalamin hal tersebut? Kok ngeri amat ya?” begitu salah satu komentarnya, cowok itu pun membalas “ya enggak lah mbak,gila aja saya ngalaminyang begituanhahahahaha”,ya ceritanya hanyalah fiktif,namun cukup memukau seperti nyata.Aku tertarik untuk berkenalan dengan cowokitu, dan memberitahunya kalau dia salah masuk grup,karena setahuku memang grup tersebut hanya berisi emak-emak rempong (mungkin akupun begituhahahahaha) yang sok-sok an horror. Laluaku menambahkan dia sebagai teman di medsos tersebut dan memulai obrolan pribadi.Namanya Fadhil, dia seorang cowok yang lebih muda dariku,yah cuma selisih 1tahun sih,dan dia masih single, baru putus dari pacar ngakunya. Kami sering ngobrol tentang hal-hal berbauhorror dan misteri. Aku terkesan dengan pengetahuannya tentang misteri-misteridi dunia ini, mulai dari pangeran VladTepes Dracula, makhluk-makhluk misterius, hingga segitiga Bermuda. Aku benar-benar menikmati obrolan kami sehingga aku lupa kalau banyak bacaan yang belum tersentuh olehku.Hingga suatu malam, kami sama-sama dilanda insomnia,dan dia pun mulai bertanya masalah-masalah pribadi. “anak mbak masih menyusui di usia segitu?” tanya nya,“iya, padahal usia nya udah 4 tahun,tapi susuku masih aja keluar deras, ini sampai bajukubasah sekarang” akumembalas chat-nya. Iseng-iseng aku memfoto payudaraku yang masih terbungkus daster tanpa bra ini lalu mengirim nya ke panel obrolan kami. Ya, payudaraku sebenarnya kecil, cup nya saja A, tapi putingku yangpanjangnya sampai 2 setengah sentimeter ini tetap saja menyembul.Dia nampak terkejut mendapat fotoku itu, “ya ampun mbak,malah difoto, hahahahaha, beneran banjirlho itu susunya hahahaha” diamengomentarifotoku, sejenak aku terkejut dengan kelakuanku tadi,tapi aku juga merasakan suatu sensasi yang membuatku merasa semacam kepuasan tersendiri memamerkan payudaraku tadi. “mau lihat susunya nggak?” aku mulai nakal,akupun tak menyangka berkata seperti itu. “wadooo yakinmbak mau ngasih liat saya?” dia bertanya balik seakan tidak percaya juga kalau aku akan seberani itu.Aku pun tak menjawab pertanyaannya, aku berpikir sejenak, apa seharusnya aku ngetroll ato betulan aku kasih lihatsaja. Tak berapa lama,senyumku mengembang.Aku pun meloloskan lengan kanan dasterku, lalu kukeluarkan payudara kanan ku dan memerahnya hingga keluar susunya sedikit. Aku foto payudaraku itu lalu kukirimkan ke ruang obrolan kami. “astagah mbak Nindaaaaaaaa!!!” dia nampakterkejut karna aku benar-benar memperlihatkan payudaraku. Tak sampai situ, aku meloloskan lengan kiri dasterku dan kulakukan hal yang sama pada payudara kiriku yang putingnya lebih panjang 1cm dari puting yang kanan. “mbak,putingnya bisa panjang gitu ya? Pasti puasbanget suami mbak ngenyotnya”.Saat dia mengucapkan“suami” aku pun teringat suamiku,dan mulai bingungsendiri,kenapaaku sedemikian nakalnya terhadap laki-laki yang baru aku kenaldi dunia maya? Tapi di samping itu,aku menikmatinya.“nah gantian donk,aku mau lihat ‘burung’ mu”4 bulan berlalu, kami masih sering ngobrol di medsos,masih membahas maslah yang horror-horror tentunya,tapi beda pembahasannya saat suamiku tidak ada di rumah. Kami sering bertukar foto bugil, dan dia bilang sangat ingin meminum air susuku dan mencubiti putingku yangpanjang itu. Aku tersipu akan semua pujian,godaan,dan fantasinya itu.“mbak,hari minggu bisa kopdar nggak?”, hatiku berdegup kencang saat dia menanyakan itu, secepat kilat aku mencari jadwal kerja suamiku, di sana tertulis kalau suamikudapat sif sore.“Bisa sih kayaknya,emang kamu dimana sih?” aku bertanya balik“mbak di kota anu kan? Kota kita tetanggaan sebenernya,aku di kota una”Makin deg-deg an aku dibuatnya,apa aku mulai suka pada cowok ini? “suamiku sif sore,kamu gapapa nemuin aku sero-sore?”“gapapa mbak, kita ketemuan di terminal bingung ya”“yasudah, kita ketemuan di sana jam 4”Dia menutup obrolan kami karena dia harus bekerja. Dan,ya ampun, ada apa dengan debaran jantungku ini? Wajahku memerah. 3 hari lagi aku akan bertemu dengan Fadhil.3 hari berjalan seperti 3 menit saja, selama 3 hari ini aku juga sulit sekali berkonsentrasi. Suamiku pun heran dengan kelakuanku, aku bilang agak sedikit pusing saja. Jam menunjukkan pukul 3.30 sore, Fadhil bilang kalau dia sekarang ada di sebuah tempat peristirahatan,butuh 5 jam memang dari kotanya menuju ke tempat yang kami janjikan. Suamiku pun pamit untuk mencari nafkah, dikecupnya keningku. Sepeninggal suamiku,aku langsung menidurkan anakku dan bergegas ke rumah orangtuaku setelahnya untuk menitipkan anakku kepada ibuku.Pukul 4 lebih 20 menit, aku akhirnya berhasil sampai di depan gerbang terminal. Aku mencari sosok Fadhil yang selama ini hanya bisa kupandang lewat fotonya. Lalu ada seseorang menepuk pundakku daribelakang, “mbak,ojek mbak” pria itu seperti menawarkan jasa ojek, tanpa menoleh aku menjawab “nggak mas,saya nunggu temankok”. “yakin nggak mau ojek mbak?” pria itu masih bertanya. Dengan sedikit menoleh aku menjawab lagi“udah dibilangsaya nggak maa......... FADHIIIIIIIILLLLL” aku terkejut bukanmain ternyata pria itu adalahFadhil,jantungku makin ga karuan saat melihatnya tersenyum jahil.Kami pun menuju tempat dia beristirahat, sebuah penginapan murah di sekitaran terminal. Aku pun duduk di bibir ranjang sementara diarebahan di kasur. Kami bercerita dan ngobrol seperti di obrolan medsos kami selama ini,tentunya tentang hal-hal berbauhorror. Lalu tiba-tiba dia duduk di sampingku dan merangkulku. Lagi-lagi jantungku seperti genderang,berdegup kencang sekali. Lalu dia berbisik, “kamu takut sama aku,mbak?”“nggak,pliss,kamu panggil aja aku Ninda,Usia kita nggak beda jauh kok” aku menjawabnya.Dia lalu tersenyum nakal dan mencium keningku,mencium pipiku. Aku gemetar,antara senang dan deg-degan, lalu dia menarik wajahku ke hadapan wajahnya. Fadhil mulai mencium bibirku, aku yang masih belum siap dengan sensasi ini hanya diam saja,tak membalas ciumannya,terasa lidahnya memaksa masuk bibirku untuk menemui lidahku,tapi gagal.Fadhil lalu berdiri dan melepas celananya, tapi masih memakai boxer. Kemudian akudigendongnyake atas ranjang dan aku ditidurkannya.Dia mulai mencium bibirku lagi,aku yang sudah mulai terbiasa pun membalas pagutannya. Sejenak dia lepaskan cumbuannya untuk melepas jilbabdan kemejaku.Nampaklah payudara kecilku yang masih terbungkus bra. Fadhil kembali memagut bibirku,dan bibirku pun balas mengunci bibirnya sehingga lidah kami bermain bersama dalam mulut kami.Kembali fadhilmelepas pagutannya dan beralih menjilati kupingku lalu turun ke leherku,aku hanya bisa mendesah kegelian. Terasa tangangempal Fadhilmeremasi payudaraku,tak terelakkan lagi putingku menegang karna rangsangannya. Lalu dia mendudukkanku dan berusaha melepas bra-ku. Tak sampai situ,sangking bernafsunya,dia langsung membuka clana dan cd ku,dan, voilaa! Aku resmi telanjang bulat di depanFadhil.Melihat putingku mencuat, tampaknya Fadhil jadi gemas. Memang bisa dibilang putingku ini panjangnya diluar rata-rata. Langsung saja dia mencaplok puting kiriku yang lebih panjang, menggigitnya,dan memutar-mutarnya menggunakanlidahnya. “Nin,air susu kamu ternyata manis ya rasanya” seperti anak-anak yang mendapat minuman kesukaannya,dia kembali menyedot puting kiriku lebih keras hingga aku merasa sedikitkesakitan.Fadhil beralih ke puting kananku dan kembali meminum air susuku dari situ. “mmmmhhhhhhh Fadhil,tolong jangan cupangin susuku ya,dimarahi nanti aku aaaaaaahhhhh pelan-pelan Fadhil” aku pun mulai meracau. Tangan kananFadhil merabavaginaku dan terkejut “Nin? Kok udah banjir aja?”. Ya,selama ini memang suamiku jarang memperlakukanku seperti itu,biasanya suamiku setelah memagut bibirku langsung menancapkanpusakanya ke tubuhku. Akupun tersenyum lalu bangkit untuk duduk. “udah,berdiri dulu kamu” perintahku, Fadhil menurut dan berdiri di hadapanku. Dengan sekali tarik,aku meloloskan boxer dan cd nya.“ASTAGAH!!” kata itu tanpa sadar terlontardari mulutku,rasa terkejutku sama sekali tak tertutupi melihat kemaluan Fadhil yang belum tegang sepenuhnya saja sudah terlihat lebih besar dari kemaluan suamiku. Fadhil pun ikut melepas kaosnya lalu tersenyum padaku. Dia memajukan kemaluannya sehingga menempel di ujung hidungku. “mainin donk burungku”. DEG! Aku pun bingung, aku belum pernah memainkan kemaluan lelaki bahkan milik suamiku,”eh,nggak enak dipanggil ‘burung’, sebut aja ini kontol” Fadhil mulai lebih vulgar secara verbal.Aku memegang kontol Fadhil dan bingung,mau diapakan ini kontol. “lah kok diem? Emut donk” Fadhil memerintahku. Aku masih bingung, aku belum pernah mengulum kontol sebelumnya. Fadhil nampaknya paham keadaanku “kamu belum pernah begini ya?” tanya-nya,aku hanyabisa menggeleng sambil tertunduk malu. Fadhil tersenyum, “buka mulut kamu” , aku menurut saja permintaan Fdhil dan membuka mulutku. Fadhil pun memasukkan kepala kontolnya dalam mulutku, rasanya sedikit aneh,tapi entah kenapa aku menyukainya,aku pun mulai menyedot kepala kontolnya.“kamu puter-puter lidah kamu ke kepala kontolku Nin,ooooohhhhh enak Nin ssssssttttt” Fadhil meracau saat kumainkan kepala kontolnya dalam mulutku,akupun bersemangat melakukannya. Kurasakan kepala kontol Fadhi mulai membesar dan mulutku seperti tak muat menampungnya, batangnya pun makin keras saat kupegang. “mmmmhhh mmmmhhhhhhh ppuuuuaaaaahhhh” mulutku mulaikesulitan memainkan kontol fadhil sehingga terpaksa aku keluarkan dari mulutku.Wajah fadhil memerah, tandanya dia sudah sangat terangsang, kontolnya punsudah sangat keras menegang. Kembali Fadhil merebahkan tubuhku, dan dia menjilati leherku lagi hingga permukaan leherku basah seluruhnya oleh keringatku dan air liurnya.Dia kemudian memegang kaki kiriku danmelahap jempolnya,diemutnya jempol kakiku seperti aku memainkan kontolya tadi. Perlahan dia menjilati kaki kiriku,naik ke betis, paha, hingga dia berhenti di vaginaku. Dia menjilati klitorisku hingga aku menggelinjang seperti orang kejang. “oooooooh Fadhil, udahan donk, geli mekiku Dhil, mmmmhhhhhssssssstttt aaaaaahhhh Fadhil, memekku banjir fadhiiiil aaaaahhhh” racauanku pun memenuhi ruangan sempit tersebut hingga akhirnya....“aaaaaaaaahhhhhhhhhhh fadhiiiiiiiiiiil,aku pipiiiiiiiisssssss” tubuhku mengejan, adasensasi geli yang teramat sangat pada vaginaku dan rasanya mulutFadhil sedangmenyedot lubang vaginaku itu. “mmmmmmmmmhhhhhhhhh Fadhiiiiil, pipisku kok kamu minum? Hhh hhhh hhhh” rasa itu sudah sedikit mereda walaupun masih terasa getarannya. “itu bukan pipis sayang,itu cairan memek kamu” Fadhil menyeka mulutnya yang belepotan cairanku tadi, lalu kembali menindihku. Kembali mulutnya menyedot puting kiriku, Fadhil terlihat amat gemas dengan putingku yangitu.“mmmmmhhhhh fadhiiiilllll ooooohhhh” tak henti-hentinya Fadhil membuatku meracau, aku merasa melayang, tulang-tulangku seperti hilang entah kemana,aku tak punya kendali atas diriku lagi. Lalu Fadhil mengangkat kedua kakiku dan meludahi kontolnya. “Ninda, kamu mau kan aku entotin?” Fadhil bertanya menggodaku. “hhh hhh hhh kamu ngomong apa sih?” aku tak mau menanggapinya,aku terlalu malu menjawabnya.“jawab donk,mau nggak? Kalo nggak mau,aku pulang nih” lanjutnya. Akujadi gemas sendiri dengan kelakuannya ini dan langsung kujawab, “iyaaaaa fadhiiiil entotin akuuuuu” dengan nada sebal.Fadhil kembalitersenyum jahil dan menempelkankepala kontolnya ke bibir vaginaku.Perlahan-lahan, kontolnya mulai menyeruak memasuki vaginaku. Mataku terbelalak, mulutku menganga tanpa mengeluarkansuara, meresapi tiap mili kontol Fadhil yang besar itu di dalam vaginaku, sampai rasanya tak muat menampungnya. “sssssttttttFadhil,sakiiiittt” aku pun meringis merasakan rasa pedih dalam vaginaku,walaupun sudah licin karena ludahnya dan cairan vaginaku,tetapsaja rasanya seret.Fadhil sama sekali tak menggubris rasa nyeri yang kualami, dia terus saja memasukkan kontolnya dalam-dalam. Sudah ¾ kontolnya amblas dalam vaginaku,dan rasanya mentok menyentuh dinding rahimku. Ughhrasanya benar-benar sakit,ya, aku belum pernah merasakan nyeri dalam vaginaku seperti ini karena saat melahirkan anakku dulu aku melakukan operasi sesar. Fadhil berhenti sejenak dan memandang mataku yang sembab karnakesakitan. Bibirnya kembali memagut bibirku,lebih ganas dari sebelumnya,sampe beberapa kali bibirnya tak sengaja kugigit. Bibirnya turun ke dadaku, seperti sudah jadi favoritnya,dia menghisap puting kiriku dengan lembut,dan perlahan-lahan rasa nyeri dalam vaginaku mulai hilang.Sembari menghisap putingku, Fadhil memundurkankontolnya,lalu memasukkannya kembali dalam vaginaku. “aaaaaahhhh ssssssstttttt Fadhiiiiillll uuuuuhhhhhhkontolmu gede banget sayaaaaang mmmmhhhhh” kali ini aku benar-benar menikmati kontol Fadhil di dalam vaginaku, dengan lembut dia mengocok kontolnya sambil terus menyusu padaku. Diremasnya payudara kanan ku,dan dia perah hingga susunya belepotan di dadaku. Sejenak dia melepas sedotannya pada putingku,saking kuatnya sedotannya, sampai-sampai air susuku terus keluar dari puting kiriku dan mebasahibadanku.Perlahan-lahan genjotan fadhil semakinkeras, dia makin mempercepat genjotannya. “aaaaaahhhh Nindaaaa aaaaaaahhhhh memek kamu sempit bangit Ninnnnn mmmmmhhhhhhh kegigit kontolku Nin auuuuhh aaaaahhh” racauan kami berdua menggama lagi,kami berlomba merengkuh kenimatan pada kelamin masing-masing. Benar-benar tak terlukiskanrasanya. “Fadhiiiiiillll aku pipis lagiiiii aaaaaaaaaaaaaaaaaaa” akhirnya banjirlagi vaginaku dibuatnya, bukannya berhenti, Fadhil malah mempercepat genjotan kontolnya. “aaaaahhhhhhaaaaahhhhhh Fadhiiiil brentidulu aaaaahhhh dooooonk mmmmmmhhhhh” suaraku putus-putus, aku seperti habis lari maraton saja.“Faaadhiiiiiiilllll mmmmmhhhhkal aaaauuu kalo terus gini,akuuuuu aaaaaaaahhhhhhhhhhh” lagi-lagi vaginaku menembakkan cairannya,dan tak ada tanda-tanda Fadhil melambatkan tempo nya. Dia malah terus saja memporak-porandakan vaginaku hingga aku terpaksa terus-terusan mengeluarkancairan vagina. “Nin.... mmmmmmhhhhhh spermaku aaaahhhh mau dibuang dimana? Aaaahhhh aaaaaahhhh” nampaknya Fadhil hendak mencapai klimaks, aku bingung dan tak bisa berpikir jernih, terlalu nikmat untuk aku memikirkannya. Suamiku terbiasa menembakkan spermanya dalam vaginaku,tentu Fadhil pasti memikirkan bagaimana kalau persetubuhan kami ini menimbulkan masalah di kemudian hari. Tapi aku yang sudah tak bisa berpikir langsung menjawab “aaaaaahhhhhFadhiiil mmmmmhhhhh enak banget Dhiiiilllaaaaaaahhhh aaaaaahhhhh hamili aku Fadhiiiiillll”Mendengar jawabanku,nampaknya Fadhil pun takbisa berpikir jernih, persetubuhan kami terlalu nikmat untuk dihancurkan dengan pemikiran ke depan bagaimana. Fadhil memegangi pahaku dan menggenjot vaginaku secepat yang dia bisa. Mataku terasagelap, mulutku sudah tak mampu meracau lagi, hanya terbukadan membantuku bernafas sebisaku. Yang terasa hanyalah rasa geli yang nikmat di vaginaku,lalu.....Creeeeet creeeeet creeeet creeeet creeeeet creeeeeetttt kontol besar itu menembakkan amunisinya sedalam-dalamnya di vaginaku. Fadhil pun ambruk di atas tubuhku sesaat lalu dia merebahkan badannya di samping kiriku. Kudengar nafas Fadhil tak jauh beda denganku, bagaikan lari berkilo-kilo meter jauhnya. Aku menguat-nguatkan mataku untuk melihat ke arahnya, seperti tak henti-hentinyadia membuatku terkejut, kontolnya masih gagah dengan lelehan sperma masihkeluar dari mulutnya. Danaku pun memeluknya. “Ninda,makasih ya, tadi itu nikmat banget” ucapnya sambil mengelus pipiku. Aku hanya tersenyum dan memejamkan mataku saat mulut fadhil mulai meminum susuku langsung dari putingku.Pukul 05.45, aku terperanjat dan langsung bangun, mengelap lelehan sperma dan cairan vaginaku yangmembanjir dengan tisu. Aku kaget melihat sprei kasur penginapan itu, penuh dengan cairanku. Aku tersenyum kecut dan mulai memunguti bajuku.Tak lama,kamipun sudah memakai baju lengkap,tiba-tiba Fadhil mendekapku dan berbisik, “Nin, aku minta sesuatulagi boleh?”,“apaan?” aku mengernitkan alisku,tanda heran“pegang nih” Fadhil mengeluarkangelas a*kua kosong yang covernya sudah dia buang. Aku memegangnya sesuai permintaannya. Tak disangka dia kembali mepreteli kancing kemejaku dan mengangkat bra-ku, “eh,kamu maungapain sih? “ tanyaku,“aku mau bawa oleh-oleh” Fadhil menjawab dengan tenang, dia lalu mendekatkan mulut gelas tersebut ke putingku dan tangannya mulai memerah susuku hingga gelas tadi terisi setengahnya. “Udah segini aja cukup” senyum Fadhil mengembang,dia lalu menutup mulut gelas tersebut dengan plastik dan mengikatnya dengan karet gelang. Aku membenahi lagi bajuku, tak lupa ku kecup bibir fadhil yang sedari tadi senyum senyum seperti Anak kecil yang menemukan sesuatu yang menarik. Pukul 6.00 sore,kami pun pulang, kami menaiki bus yang sama sampai depangerbang perumahan tempatku tinggal,dan dia melanjutkan perjalanan ke kotanya. Sesampainya di rumah, aku masih senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi sore.
Air susu dibalas dengan air peju
Reviewed by zonacrots
on
Oktober 23, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: