banner image

keluarga part 11

Part 11

Keesokan siang harinya, aku duduk disofa ruang tamu teringat dengan gracia. Aku masih sedikit khawatir dengan Gracia, bagaimana kabarnya dia dibekasi.

Shani berjalan menuju ruang tamu dia melihatku sedang melamun, shani datang menghampiriku dan duduk disampingku.

"kenapa murung kak? Kak radit khawatir dengan Gracia?"

"iya shan aku khawatir dengannya"

"kak radit gak nelpon tanya kabarnya?"

"kak radit takut mengangunya sekarang"

"aku kenal gracia dari masuk jkt, dia orang yang tegar kok kak radit" Shani menyandarkan kepalanya dipundakku dan menenangkan diriku

Aku pun terdiam sejenak memikirkan apa yang dikatakan oleh shani, dia memegang kedua tanganku dan menyakinku.

"aku yakin kok kak radit bisa membuat Gracia bahagia"

"makasih ya shan, sekarang kak radit udah lega setelah berbicara dengan kamu shan"

[​IMG]

Shani membalasku dengan senyuman diwajahnya dan wajahnya mendekat kepadaku, dia pun mencium bibirku dan lidahnya beradu denganku.

"Mmm... Shan jangan sekarang Mmm"

"Mmm... Maaf... Kak... Mmm... Aku... Sekarang... Mmm"

Aku membalas permainan lidahnya, lidah shani bermain lebih nakal. dia terus memainkan lidahnya dimulutku dan semakin liar mulutku penuh oleh lidahnya.

"Mmm... Shan... Sesak... Mmm"

"Mmm... Kak... Radit... Mmm... Enak..."

Aku melepas kecupan lidahnya dan kumainkan lidahku dilehernya, shani memelukku dia mendesah nikmat .

"Ahhh... Kak.. Radit..."

"Mmm... Cuuppp.... Shan... Harum... Mmmm..." Aku memainkan lidahku lebih cepat

"Ahhh... Ah... Kak... Radit... Enak... Ahhh" shani memegang kepalaku

Shani sudah terangsang dia membuka bajuku, dia memainkan puting dadaku aku memegang tangan shani.

"kak radit nakal" dia tersenyum

"Ah... Shan... Ahh... Kamu... Juga... Ahhhh" aku mendesah

[​IMG]

Aku melepas pakaian dan bhnya, kumainkan jariku diputing payudara shani. Dia terangsang oleh permainan jariku, shani mendesah sambil memegang tanganku.

"Ah... Ahh... Terus... Kak... Radit... Ahhh..."

Aku pun menarik puting payudaranya Shani, badannya bergetar menikmati tarikan jariku.

"Ahhh... Kayak... Gitu... Kak... Radit... Ahhh"

"enak shan?"

"enak... Kak... Ahhhh"

Aku memegang payudaranya dan kumainkan lidahku diputingnya, shani mendekap kepalaku dia ingin merasakan lebih lagi.

"Ahhh... Terusin... Ahhh... Kak... Enak... Banget... Ahhhh" shani memeluk kepalaku

"Mmmm.... Shan... Slurrppp..." Aku terus menjilat payudara shani

Shani merasakan jilatan semakin nikmat dan terus mendesah, dia semakin terangsang tangannya meraba nakal dan masuk cdku mengocok penisku.

"Ahhh... Shan... Lembut... Ahhh..." Aku mendesah tangan shani mengocok penisku

"Kak... Radit... Keras..." Shani tersenyum

Aku juga memasukkan tanganku kedalam cdnya, kukocokan klitorisnya shani mendesah.

"Ahhh... Kak... Radit... Ahhh"

"Ahhh... Shani... Ahhh"

Kami berdua saling merangsang satu sama lain, kumasukkan jariku didalam vaginanya.

"Ah... Kak... Radit... Kocokin... Didalam..." Shani memegang lenganku

"Ahhh... Iya... Kocokin... Kakak... Juga... Shan... Ahhh"

Kami berdua saling mengocok satu sama lain, desahan kami sama-sama semakin kencang. Shani menyerah dengan kocokan jariku bermain diliang vaginanya.

"Ahhh... Ahhhh... Enak... Kak.... Ahhh... Terus... Ahhh" shani mendesah semakin kencang

[​IMG]

Wajah shani kian memerah menikmati sensasi diliang vaginanya, jariku berhasil membuat terus mendesah. Cairan vaginanya sedikit keluar membasahi jariku dan shani ingin segera orgasme.

"Ahhh... Kak... Terus... Kak... Ahhh... Aku... Mau... Keluarrrr..." Shani memelukku

"Ayo shan... Keluarin..." Aku mempercepat kocokanku

Cairan vaginanya mengalir deras membasahi cdnya dan sofa, shani menarik nafas terengah-engah dia orgasme begitu hebat.

"Ahhhhhh... Kakak... Hebat... Ahhh" shani memelukku badannya lemas

Shani melepas pelukannya, dia menarik cdku penisku langsung dikocok olehnya.

"sekarang giliranku ya kak"

Tangan shani mulai mengocok penisku lagi, aku tak sanggup menahan desahanku.

"Ahhh... Shan... Kocokin... Shan... Ahhhh"

"punya... kak... Radit... Besar..." Shani mengocok penisku semakin cepat

"Ahhh... Shan... Enak... Ahhh" aku menikmati kocokannya shani

Shani menghentikan kocokanya, dia mendekatkan wajahnya didepan penisku.

"punya kakak keras banget aku suka" shani tersenyum dan mulutnya mengulum penisku

"Ahh... Shani... Ahhh" aku mendesah semakin kencang

Anin yang sedang mencari shani, dia menurunin tangga dan mendengar suara desahanku dari ruang tamu. Anin berjalan menuju ruang tamu, dia melihatku sedang bercinta dengan Shani disofa.

Shani yang merasakan penisku semakin hangat oleh kulumannya, kulumannya semakin cepat membuatku ingin segera orgasme.

"Mmm... Slurrpp... Kak... Hangaattt... Slluurrrpp... Mmmm" shani mengulum semakin nikmat

"Ahhhh... Shan... Kak.. Radit... Ahhh... Mau... Keluarrr... Ahhh" aku memegang kepala shani

Aku menyuruh Shani menghentikan kulumannya, dia semakin cepat mengulum penisku. Aku mendesah semakin kencang dan spermaku ingin meledak didalam mulut shani.

"Ahhh... Shan... Stoppp... Ahhh... Kakak... Gak... Bisa... Tahan...lagi... Ahhhh"

"Slurrrppp... Mmmm... Kak... Enak... Keluarin... Kak... Sluurrrppp... Mmmm" shani mengulumku lebih cepat

Cairan spermaku keluar didalam mulut shani, dia menahan penisku didalam mulutnya menghisap abis cairan spermaku. Dia melepas kulumannya dan mengeluarkan pejuku ditangannya.

[​IMG]

"banyak... Kak... Radit.... Hangat..."

"Ahhhh... Enak... Shan..."

"Ahhh... Enak banget cairan kakak" shani tersenyum menelan cairan spermaku ditangannya

Aku menarik pinggul shani dan melepas cdnya, aku pun mengesekkan penisku dibelahan vaginanya kami berdua mendesah.

"Ahhh... Shan... Kamu... Ahhh"

"Ahhh... Kak... Masukin... Ahhh... Didalam... Kak... Ahhh"

Aku mendorong masuk penisku, vagina shani yang sudah basah dengan cairan orgasmenya membuat penisku licin masuk keliang vaginanya lebih dalam.

"Ahhhhh... Kak... Dalamin... Lagi... Ahh.. Ahhh" shani mendesah kencang

"Ahh... Shan.. Sempit... Bangett... Ahhh" aku mendorong penisku lebih dalam lagi

Aku mengenjot Shani dengan perlahan, desahan shani semakin kencang liang vaginanya sesak oleh penisku.

"Ahhh... Kak... Radit... Besar... Kak... Ahhh... Enak... Ahhh" shani mendesah tidak karuan

"Ahhh... Sempit... Banget... Shann... Ahhh" aku ikut mendesah

[​IMG]

Anin yang mendengar desahan aku dan shani dia terduduk dilantai, dia terangsang meremas payudaranya dan mengocok vaginanya. Anin menahan sedikit desahannya tangannya semakin nakal meraba dan mengocok dirinya.

Cairan vaginanya shani terus mengalir keluar saat kugenjot vaginanya, shani menarik tanganku memintaku lebih cepat mengenjotnya.

"Ahhh... Kak... Radit... Cepetin... Lagi... Ahhhh"

"Ahhh... Iya Shan... Ahhh" aku mempercepat genjotanku

Anin tidak bisa menahan desahan tangannya semakin nakal bermain divagina dan payudaranya, tubuh bergerak semakin liar dia pun ingin segera orgasme. Anin mempercepat kocokan jarinya dan mengalir deras cairan vaginanya membasahi lantai.

"Aaahhhhhh" anin mendesah puas

Anin meresapi orgasmenya dan melihat aku dan shani lagi.

Kami berdua saling memgoyang pinggul kami, aku terus mengenjot shani dan spermaku ingin keluar.

"Ahhh... SHAN... KAK... RADIT... MAU... KELUAR... AHHH"

"AHHH... KAK... DIDALAM... DIDALAM..." Shani menahan pinggulku dengan kakinya

Pejuku pun keluar mengisi liang vagina Shani, dia mendesah merasakan hangatnya spermaku.

"AAHHHHHHH"

"Ahh... Shani..."

Aku langsung berbaring menindih dan mencium shani.

"Mmmm... Shan... Mmmm"

"Mmmm... Kak... Enak... Kak... Mmmm"

Anin membersihkan sisa orgasmenya dilantai, dia pergi kekamarnya dengan senyuman diwajahnya.

Aku dan shani membereskan diri kami masing-masing, shani tersenyum memelukku.

"kak radit makasih ya"

"iya kakak juga ya"

Shani pergi menuju kekamarnya tampak dia sangat lelah, begitu juga aku langsung berbaring disofa dan langsung tertidur.

Dan pada sore hari aku pun terbangun, aku pun segera menuju kamar mandi membersihkan badanku setelah tadi siang abis bercinta dengan Shani.

Aku pun masuk kekamar mandi beralaskan handuk dan mengunci pintu kamar mandi. Aku terkejut melihat anin sudah berada dikamar mandi menungguku, dia memakai handuk menatapku dengan senyuman nakalnya.

"Anin kok tiba-tiba ada disini"

"Maaf kak, aku udah dari tadi kok disini"

Aku melihat puting payudaranya menonjol didalam handuknya membuat penisku naik seketika, dia melihat penisku yang menonjol anin mengigit jarinya sambil menatapku.

"kak radit kenapa?"

"gak kenapa kok nin, bisa kakak mandi duluan gak nin?"

[​IMG]

Anin membuka ikatan handuknya dia memperlihatkan payudaranya dan vaginanya yang indah membuatku menelan lidahku, dia menjatuhkan handuknya dilantai dan berjalan mendekat kepadaku.

"kak kita mandi bareng yuk" dia mengedipkan matanya

Anin melepas ikatan handuk dia menyalakan shower kamar mandi, dia membasahi penisku yang sudah menegang diwajahnya anin mulai mengocok penisku.

"Ahhh... Nin...."

"tadi siang aku lihat kak radit dan shani diruang tamu" anin mengocok penisku semakin cepat

"Ahhh... Nin... Maafin... Kakak... Ahhh" aku mendesah penisku dikocok semakin cepat

"Kak radit shani juga, kakak jahat" anin menarik penisku

"Ahhhh.... Nin... Sakit... Ampun... Nin" aku pun kesakitan penisku ditarik

[​IMG]

Anin tersenyum nakal setelah mengerjainku, dia mengocok kembali penisku.

"kak radit nakal juga jahat, tapi aku sayang kamu kak radit"

Anin mengulum penisku menghisap batang penisku mengisi rongga mulutnya.

"Ahhh... Nin... Enak... Ahhh"

"Mmm... Keras... Kak... Slurrpp..."

Dia mengulum penisku semakin cepat, aku memegang kepalanya. Anin melepas kulumannya dan menjepit penisku dengan payudaranya.

"kak radit hangat kak terasa disini" anin tersenyum memegang payudaranya

"Ahhh... Terus... Goyang... Ahhh" aku menyandarkan tubuh ditembok

Goyangan payudara anin semakin liar dan menjepit penisku, aku mendesah nikmat merasakan goyangan dan jepitan payudaranya.

"Kak radit enak gak?"

"Ahhh... Banget... Nin... Ahhh"

[​IMG]

Anin melepas jepitan payudaranya, dia berdiri kedua tangannya bertumpu pada tembok dan mengangkat pantatnya.

"kak dihisapin anin dari belakang" anin menyuruhku menghisap vaginanya dari belakang

Aku memegang pantatnya dan membuka belahan vaginanya, kujulurkan lidahku menjilat dalam vaginanya.

"Ahhh... Dalamin... Kak... Ahhh" anin melihatku menjilat vaginanya

"Mmm... Slurrppp... Enak... Mmm" aku menjilat vaginanya

Anin menghentikan jilatanku dia membalikkan badannya, anin menyuruhku menjilat vaginanya dari depan.

"kak radit Sekarang dari depan ya" anin menuntun kepalaku ke selangkangan pahanya

Aku langsung menjilat sela vaginanya, anin mendesah nikmat dia meminta lebih membuatnya lebih terangsang.

"Ahh... Kak... Terus... Kak... Ahhh"

"Mmm... Kamu... Nakal... Nin... Mmm"

Kumainkan lidahku diklitorisnya dia semakin terangsang oleh jilatan, anin mengoyang pinggul dia mendesah lebih kencang.

"Ahhh.... Kak... Jilat... Lagi... Ahhh... Terus... Ahhh" anin memejamkan matanya menikmati klitorisnya kujilat

Anin tidak bisa menahan sensasi nikmat divaginanya, dia segera ingin orgasme aku menjilat klitorisnya semakin nakal.

"Ahhh... Aku... Mau... Keluar... Kak... Ahhh... Stopp... Kak... Ahhhh"

"Mmmm... Kak... Radit... Slurrpp... Siap... Mmmm" aku menjilat liang vaginanya

Cairan vaginanya mengalir keluar dengan deras membasahi wajahku, aku menghisap cairan vagina anin yang masih mengalir.

"Slurrpp... Nin... Enak... Banget.... Mmm" aku memainkan lidahku lebih dalam lagi

"Ahhh... Kak... Nakal... Stop... Ahhh" anin menarik kepalaku

Aku puas menghisap cairan vagina anin, aku mencium bibir anin kami saling beradu lidah.

"Mmmm... Kak... Radit... Mmm"

"Mmmm... Anin... Mmm"

Tangan anin meraba penisku dan mengocok dia meminta mengenjotnya.

"kak... Radit... Masukin... Kak...." Anin mengocok penisku

"Ahh... iya... Nin... kakak... Masukin..."

[​IMG]

Aku mengangkat kaki anin dan membuka selangkangan pahanya, kudorong penisku masuk keliang vaginanya.

"Ahhh... Kak... Masukin... Lagi... Ahhhh" anin memegang leganku

"Ahhh... Nin... Sempit... Ahhhh" aku mendorong penisku

Penisku pun masuk seluruhnya mengisi liang vaginanya anin terus mendesah menikmati penisku mengisi liang vaginanya. Aku pun mulai mengenjot anin, dia menikmati vaginanya digenjot oleh penisku.

"Ahhh... Kak... Enak... Ahhh"

"Ahhh... Kamu... Juga.... Ahhhh"

Genjotanku semakin licin cairan vagina terus menerus mengalir keluar membuat penisku lebih cepat mengenjotnya.

"Ahhh... Kecepatan... Ahhh... Tapi... Enak... Ahhh... Kak... Ahhh" anin mendesah liar

"Ahhhh... Licin... Banget... Nin... Ahhh" aku mendesah dengan genjotanku

Wajah anin semakin memerah dia semakin horny, dia mencium bibirku dan aku terus mengenjotnya. Aku pun tidak bisa menahan lebih lama spermaku ingin keluar.

"AHHHH... NIN... KAK... RADIT... MAU... KELUAR... AHHH"

"AHHH... KELUAR... DIDALAM... KAK... AHHHH"

Aku mengeluarkan spermaku didalam vagina anin, kami berdua terduduk dilantai aku bersandar lemas. Anin merasakan nikmat diliang vaginanya diisi penuh oleh pejuku.

"Ahhh... Kak... Radit... Keluar... Banyak... Ahhh" anin memejamkan mata dan mengigit jarinya

"Anin... Kamu... Enak... Ahh" aku menarik nafas

Anin dia tersenyum puas memelukku erat lenganku.

"kak radit aku puas kak, makasih ya"

"iya kakak juga"

Setelah selesai mandi aku pun langsung membaringkan diriku dan segera melanjutkan tidurku lagi, aku pun kelelahan mengenjot 2 perempuan hari ini.

Dering hpku berbunyi Gracia menelponku, aku pun segera mengangkat teleponnya.

"hai kak radit apa kabar?"

"kamu gimana? Gimana kesehatanmu? Maafin kak radit ya..."

"stop kak relax dulu ya"

"iya gre maaf, kak radit khawatir sama kamu gre..."

"iya aku baik-baik aja kok, kak radit gimana?"

"iya kak radit baik-baik aja, kapan balik ke Jakarta gre?"

Aku dan gracia saling bercerita dan mengobrol melepas rindu yang baru ditinggal beberapa hari, setelah obrolan kami dari telepon malam itu aku jadi tidak bisa jauh dari gracia dan bersiap melamarnya.

Bersambung...
keluarga part 11 keluarga part 11 Reviewed by Sempak on November 29, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.